05.04 | Author: CORPS BRIBU
(LASKAR) PEMBELA LASKAR PELANGI
05.41 | Author: CORPS BRIBU
Oleh. Fajar Wahyu Widodo*

Begitu banyak kritik, cercaan, dan hujatan yang dilontarkan untuk film laskar pelangi akhir-akhir ini. Hampir setiap orang menggunjingnya. Termasuk teman-teman saya di kampus maupun di kos-kosan. Mereka bilang, bahwa film lascar pelangi telah menyalahi garis-garis besar haluan novel (GBHN) laskar pelangi yang memang terlahir terlebih dahulu dibandingkan filmnya. Namun, bagi teman-teman saya yang belum sempat membaca novel laskar pelangi, lebih banyak diam dan mengambil jarak aman dengan memilih netral. Termasuk saya.

Saya paham betul kenapa teman-teman saya bisa berbuat seperti itu. Hal ini memang sangat wajar bagi orang-orang yang belum begitu faham perbedaan antara film dan novel. Sejatinya ada beberapa hal yang menyebabkan asumsi-asumsi itu muncul. Pertama, paradigma seseoarang akan selalu mengukur (membandingkan) segala sesuatu dengan sesuatu yang sifatnya lebih awal. Tak terkecuali antara film laskar pelangi dan novelnya. Pada kasus ini, memang kebetulan Novelnya lebih dahulu keluar, kemudian baru filmnya. Secara psikologis, orang akan selalu berpatokan pada sesuatu yang munculnya lebih awal (dalam hal ini novel laskar pelangi). Pada tataran ini orang akan selalu mengkritik adegan-adegan film yang tidak sesuai dengan novel. Baik dari segi karakter, setting tempat, plot, bahkan penambahan dan penghilangan beberapa tokoh. Inilah yang selama ini memancing adanya cercaan dan kritikan terhadap film laskar pelangi. Kondisi ini akan amat berbeda, jika sekuel film laskar pelangi lebih dahulu muncul dibandingkan dengan novelnya. Saya pikir justru akan banyak cercaan yang akan ditimpakan pada novelnya.

Kedua, dalam film, imajinasi kita (pembaca) akan dibatasi, disetir dan cenderung dipaksa oleh imajinasi sutradara. Dalam film kita tidak diberi kesempatan untuk memilih imajinasi berdasarkan interpretasi kita sendiri. Kita tidak boleh memilih sendiri tokoh favorit untuk bermain dalam film. Terkadang tokoh yang paling kita sukai dalam novel justru diperankan oleh aktor ataupun aktris yang paling kita benci. Interpretasi kita tentang seting tempat, plot, dan lain sebagainya juga akan dikebiri oleh si sutradara. Sering kali, segala sesuatu yang kita pikirkan dan kita bayangkan, akan sangat berbeda dengan penilaian dari sutradara. Semuanya akan dimonopoli oleh si sutradara. Hal ini akan berbeda ketika kita membaca langsung novelnya. Dalam novel, kita bisa mengekspresikan segala sesuatu yang kita inginkan. Kita bisa mengimajinasikan tokoh-tokohnya dengan orang yang paling kita sukai. Kita bisa mengimajinasikan setting tempat dengan tempat yang paling kita sukai. Tanpa takut ada orang yang memaksa dan menghalag-halangi kita dalam mekeksplorasi sebuah novel.

Ketiga, tidak semua bahasa tulis bisa dimanivestasikan kedalam bentuk bahasa visual. Termasuk novel laskar pelangi. Ada beberapa muatan dalam bahasa tulis yang memang tidak bisa terdeteksi dan terwakili jika dirubah kedalam bentuk bahasa visual. Bahasa visual juga demikian. Akan ada sesuatu yang hilang, jika bahasa visual dirubah kedalam bentuk bahasa tulis. Jadi, antara bahasa tulis dan bahasa visual memiliki keunggulan tersendiri dan memiliki muatan khusus yang tidak bisa diterjemahkan antara yang satu dengan yang lain.

Dari beberapa analisis di atas, jelaslah bahwa antara novel dan film, memliliki jarak perspektif yang sangat jauh berbeda. Film bergerak dalam ranah bahasa visual dan audio, sedangkan novel bergerak dalam ranah bahasa tulis. Tak terkecuali antara film laskar pelangi dengan novel laskar pelangi. Saya pikir, memang perbedaan di antara keduanya wajib adanya, kareana mereka bergerak dalam ranah yang berbeda pula. Sudah saatnya kita berfikir lebih dewasa dalam menyikapi hal-hal seperti ini.
MEMPERTANYAKAN EKSISTENSI TUHAN
21.31 | Author: CORPS BRIBU
Kampus merupakan salah satu bentuk dari sebuah miniatur dari mayarakat. Di kampus, dapat ditemui berbagai macam mahasiswa dengan latar belakang yang berbeda. Baik dari segi suku, agama, ras, profesi, tingkat intelektual, signifikansi wajah, dan lain sebagainya. Selain itu, ada pula perbedaan yang tidak bisa diindra secara kasat mata. Perbedaan itu adalah pemikiran dan cara pandang setiap mahasiswa terhadap sesuatu. Hampir dapat dipastikan bahwa setiap mahasiswa memiliki paradigma berbeda dengan paradigma mahasiswa yang lainnya. Hal ini menjadi sesuatu yang lumrah. Sebenarnya pemikiran-pemikiran yang ditelurkan oleh mahasiswa-mahasiswa di lingkungan kampus tidak terlepas dari berkembangnya pemikiran-pemikiran yang beredar secara luas di masyarakat umum.

Salah satu pemikiran dan cara pandang mahasiswa yang selalu dipergunjingkan dalam ranah masyarakat kampus adalah masalah eksistensi Tuhan. Sebenarnya cara pandang mahasiswa terhadap eksistensi Tuhan yang beredar di lingkungan kampus dapat dikelompokkan menjdi tiga.

Pertama, mahasiswa yang pro dengan sosialis. Dalam cara pandangnya, mereka banyak mengadopsi pemikiran-pemikira dari Marx. Salah satunya adalah pemikiran Marx yang menganggap agama adalah candu (the oppiate of the masses). Kedua, mahasiswa yang pro kapitalis sekuleris. Walaupun cara pandang mereka yang meyakini keberadaan Tuhan, namun mereka telah memisahkan antara kekuasaan Tuhan dan kekuasaan manusia. Mereka membagi kekuasaan Tuhan pada ranah religius dan kekuasaan duniawi dipegang penuh oleh manusia. Ketiga, mahasiswa yang pro Islam. Mereka beranggapan bahwa eksistensi atau keberadaan Tuhan tidak perlu diragukan lagi dan tidak dapat diganggu gugat. Mereka juga beranggapan bahwa eksistensi Tuhan tidak hanya terbatas pada sisi religius saja, melainkan juga sisi kehidupan duniawi.

Sesungguhnya, ketika berbicara masalah eksistensi Tuhan, tidak dapat dilepaskan dari naluri beragama atau naluri untuk bertuhan. Ada sebuah kisah menarik yang masih belum banyak terekspos di masyarakat umum. Kisah ini dialami oleh Joseph Stalin. Pada saat ia sakit parah dan menunjukkan adanya indikasi yang mengarah pada kematian, salah satu penggerak Revolusi Bolshevik ini hanya ditemani oleh beberapa pelayan terpercayanya. Sesaat sebelum maut menjemputnya, Stalin meminta kepada pelayannya untuk memanggilkan seorang pastur agar diajarkan cara berdo’a. Permintaan Stalin ini sontak membuat kaget para pelayannya. Namun, karena Stalin memaksa, akhirnya seorang pastur pun dipanggil untuk mengajarinya berdoa. Di hadapan sang pastur, Stalin berujar dalam bahasa Rusia “man of stee”l yang artinya, “Pastor, ajarkanlah saya berdoa.” Konon, itulah kalimat terakhir yang diucapkannya sebelum ajal menjemput.

Cerita di atas menegaskan sesungguhnya jauh dalam palung hati setiap manusia ada sebuah rasa untuk mengkultuskan dan mengagungkan sesuatu hal, baik yang dapat diindra maupun yang tidak dapat diindra sekalipun. Serta menganggap bahwa ada kekuatan yang jauh lebih besar dan maha dahsyat yang menyelimuti dunia ini. Perilaku seperti ini sudah menjadi naluri dan sunnatullah yang keberadaannya tidak bisa ditolak dan ditawar lagi.

Prof. Dr. H. Jalaluddin dalam bukunya Psikologi Agama menjelaskan bahwa agama tampaknya tak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Pengingkaran manusia terhadap agama agaknya dikarenakan faktor-faktor tertentu baik yang disebabkan oleh kepribadian maupun lingkungan masing-masing. Namun untuk menutupi atau meniadakan sama sekali dorongan dan rasa keagamaan tampaknya sulit dilakukan. Ketundukkan manusia pada Zat yang gaib merupakan bagian dari faktor intern manusia yang dalam psikologi kepribadian dinamakan pribadi (self) ataupun hati nurani (conscience of man).

Hal senada juga pernah diungkapkan oleh Albert Einstein dalam sebuah artikelnya. Ia menulis “Everyone who is seriously involved in the pursuit of science becomes convinced that a spirit is manifest in the laws of the Universe-a spirit vastly superior to that of man… In this way the pursuit of science leads to a religious feeling of a special sort, which is indeed quite different from the religiosity of someone more naïve (Letter to a child who asked if scientists pray, 24 Januari 1936; Einstein Archive, 42-601).”

Menurut Rudolf Otto, seorang filsuf dan teolog Jerman, kekaguman yang dialami Einstein timbul dari perasaan yang bersumber dari adanya The Wolly Others dan yang menimbulkan perasaan getaraan yang misterius (mysterium tremendum). Sedangkan yang dialami Stalin, menurut Sigmund Freud adalah gejala kejiwaan yang menimbulkan rasa bersalah (sense of guilt) serta takut akan kematian (death urge).

Stetmen-stetmen di atas merupakan pukulan telak bagi orang-orang yang tidak mempercayai keberadaan Tuhan. Dunia seisinya tidaklah terbuat oleh materi saja yang terjadi secara kebetulan. Melainkan ada kekuatan maha dahsyat di belakang semua ini. Alam semesta ini terbentuk dari skenario-skenario yang sangat sempurna. Socrates saja pernah mengatakan “Tidak mungkin ada sesuatu yang muncul dari ketiadaan.” Perkataan Socrates ini kembali menegaskan bahwa alam semesta ini ada karena ada yang mengadakan. Tidak mungkin ada sesuatu kecuali ada yang mengadakan. Dan itu adalah Tuhan.

Ada sebuah kisah yang berasal dari bagdad. Pada masa itu ada orang pintar yang tidak percaya akan adanya Tuhan. Dia menantang seluruh kaum muslim untuk menjawab tiga pertanyaannya. Namun tidak ada satu orang pun yang bisa menjawabnya. Kemudian muncullah bocah berumur 10 tahun yang menerima tantangannya. Langsung saja orang tadi melontarkan pertanyaan pertamanya dari sebuah podium “Apa yang dilakukan Tuhanmu sekarang?”. Bocah tadi meminta orang itu untuk turun dari podium agar dia biasa menjawab pertanyaannya dari podium. Bocah tadi menjawab “Allah baru saja menurunkan manusia laknat dari sebuah podium dan mengangkat seorang bocah diatas podium”. “Apa yang ada sebelum Tuhanmu?”. Si bocah menyuruh orang tadi berhitung dari 0-10. lalu si bocah bertanya “Angka berapa sebelum 0?”. Orang tersebut tidak bisa menjawabnya. Dengan sedikit malu dia melemparkan pertanyaan terahir “Kemanakah tuhanmu menghadap?”. Sibocah kemudian mengambil dan menanyakan lilin. Si bocah bertanya kepada orang itu “kearah manakah cahaya lilin menghadap?”. “ kesemua arah” jawab orang tadi. Si bocah kemudian menjawab “Seperti itulah cahaya Allah menghadap.

Pengakuan terhadap eksistensi Tuhan merupakan sebuah bagian dari naluri beragama. Menurut Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani, naluri beragama (gharizah at-tadayyun) adalah kebutuhan internal dalam diri manusia. Ia akan bereaksi terhadap stimulan semisal fenomena alam semesta dan juga adanya ancaman. Tuduhan Sigmund Freud yang menganggap bahwa kepercayaan terhadap agama dan Tuhan adalah neurosis, atau gangguan jiwa atau sesuatu yang datang dari alam bawah sadar manusia (unconscious mind) adalah salah besar. Sampai saat ini pun belum ada penelitian ilmiah yang dapat mendukung stetmen dari Sigmun Freud. Kebutuhan agama yang dirasakan oleh stiap manusia merupakan bagian alamiah akan pemenuhan dari sebuah naluri. R. Joseph dalam Neuro Theology: Brain, Science, Spirituality, Religious Experience, menuliskan:

“Pernah diumumkan bahwa Tuhan sudah mati dan bahwa spiritualitas adalah candu bagi rakyat. Tetapi, sekarang sudah ditemukan dasar ilmiah, neurologis, dan genetis untuk kepercayaan agama, spiritualitas dan gejala paranormal, termasuk pengalaman tentang dewa, setan, arwah, nyawa dan kehidupan setelah kematian. Ada bagian tertetnu dari otak yang menjadi sangat aktif ketika bermimpi selama dalam keadaan trance, meditasi, sembahyang atau karena pengaruh LSD, dan yang memungkinkan kita untuk mengalami wilayah realitas yang biasanya disaring dari kesadaran, termasuk realitas Tuhan, arwah, jiwa dan kehidupan setelah kematian.

Selama ribuan tahun orang tahu bahwa dalam keadaan tidur dan trance, terisolasi, dan karena kelaparan dan kehausan manusia sanggup mengalami wilayah realitas yang biasanya disaring dari permukaan kesadaran. Pada kondisi seperti ini, berbagai bagian dari ssitem neokorteks dan sistem limbik akan menjadi sangat aktif bahkan hiperaktif, sehingga apa yang biasanya disaring itu sekarang dapat dipersepsi. Dalam kondisi ini, ada yang mengaku berbicara dengan Tuhan, untuk menyatu dengan zat spiritual yang agung. Struktur sistem limbik, seperti amigdala, hypocampus, dan inferior temporal lobe telah berulang-ulang ditemukan memberikan dasar bagi pengalaman agama, spiritual, dan mistikal, serta persepsi, ‘halusinasi’ tentang hantu, setan, arwan dan kepercayaan dihuni oleh ruh atau malaikat. Ketika wilayah otak ini dihiperaktifkan, tidak jarang terjadi pengalaman ‘religius’. Tentu saja, ada sebagian orang yang megnatakan bahwa pengalaman ini hanyalah sekedar halusinasi yang dihasilkan oleh otak yang abnormal. Ini benar dalam beberapa kasus. Bukannya karena abnormalitas, pengalaman religius dan pencarian gizi spiritual adalah kejadian umum dan bukan kekecualian. Kemunculan emosi spiritual dan keberagamaan yang alamiah dapat menjelaskan mengapa walaupun diteror dan ditindas selama puluhan tahun, negara-negara totaliter seperti Cina komunis, Kuba dan bekas Uni Soviet tidak mampu dan belum pernah mampu menghancurkan ungkapan agama dan spiritual di negeri mereka.”

Jelas sudah, bahwa dogma-dogma yang didengungkan oleh kaum sosialis komunis dan kaum-kaum yang tidak percaya adanya keberadaan Tuhan adalah salah besar. Penelitian yang dilakukan oleh R. Joseph dalam Neuro Theology: Brain, Science, Spirituality, Religious Experience, mengindikasikan dengan jelas bahwa eksistensi Tuhan tidak perlu dipertanyakan lagi. Penelitian ini sekaligus juga meruntuhkan seluruh doktrin dari kaum komunis yang tidak pernah percaya
pada eksistensi Tuhan.
KELIRU
21.20 | Author: CORPS BRIBU
Cerita ini hanyalah fiktif belaka.
Apabila ada kesamaan tempat, nama, tokoh, dan alur cerita, itu hanya kebetulan belaka dan tidak ada rekayasa.

“Assalammu alikum wr.wb… “ dengan diiringi gerakan kepala imam ke kanan dan ke kiri tanda Sholat subuh, pagi itu berahir.
“Allahu akbar”. Tiba-tiba takbir itu keluar dari arah Tejo dengan diiringi gerakan bangun dari duduk tasyahud. Sontak kelakuan Tejo ini membuat kaget dan heran seluruh jamaah sholat subuh di masjid. Tak terkecuali sobat akrab Tejo sejak kecil. Paimin namanya. Paimin agak mengernyitkan dahinya (tanda keheranan).

Paimin tidak menyangka sobatnya akan melakukan hal ceroboh dan sedungu itu. Pasalnya Tejo menambah satu rakaat lagi setelah imam mengucapkan salam tanda sholat subuh selesai. Padahal Tejo sama sekali tidak masbuk (ketinggalan rakaat sholat subuh). Jadi, pagi itu Tejo melakuakan sholat subuh dengan tiga rakaat. Dengan penuh keheranan

Paimin mendekati Tejo untuk mencari tahu tentang kelakuan temannya itu. “jo, apa yang kamu lakukan? Kok kamu sholat subuh tiga rakaat sih?” tanya Paimin kepada temannya. “gini min, aku melakukan ini bukan berarti tidak punya alasan yang jelas”. Paimin semakin bingung saja dengan jawaban dari Tejo. “maksud kamu apa sih jo, aku gak ngerti? Kamu ini selalu mbulet kalau diajak ngomong”. “jadi gini min, sholat subuh itu kan sesuatu yang baik, tapi kenapa cuma dilakukan dua rakaat? Padahal kalau seseorang ingin melakukan sebuah kebaikan kan gak ada batasannya. Nah, daripada itu, aku punya inisiasi untuk menambah menambah rakaatku. Biar kebaikan yang aku lakukan bertambah kelipatannya dan pahalanya menjadi banyak. Bukan begitu to min??”. “dasar wong gemblung….!!!!!!!” Sahut paimin.

Memang cerita diatas hanyalah sebuah cerita fiktif belaka, entah kejadianya pernah berlangsung atau tidak. Namun, di balik kelucuan cerita ini, ada sebuah ibroh (pelajaran) yang bisa kita ambil. Bukan hanya sholat saja yang pengerjaannya harus sesuai dengan aturan-aturan yang ada agar bisa dinilai menjadi sebuah ibadah. Amalan apa saja bisa menjadi ibadah jika diirngi dengan tiga hal

Pertama, amalan yang kita lakukan harus sesuai dengan aturan yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-sunnah. Al-Qur’an merupakan firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai kitab suci, pandangan hidup, dan tuntunan hidup bagi umat muslim diseluruh dunia dari sejak awal turun sampai kapanpun. Sedangakan As-sunah merupakan segala sesuatu yang berasal dari Nabi Muhammad SAW. As-suanh sendiri terbagi menjadi beberapa bagian:
1. Sunah Fi’liyah
Merupakan sunah yang keluar dari perbuatan dan tindak laku Nabi Muhammad SAW.
2. Sunah Qauliyah
Merupakan sunah yang berasal dari seluruh ucapan Nabi Muhammad SAW.
3. Sunah Takririyah
Yaitu diamnya Nabi Muhammad saat melihat tindakan dari sahabat. Contohnya diamnya Nabi waktu melihat salah satu satu sahabat yang memakan daging biawak. Ini berarti daging biawak boleh dimakan oleh orang Islam.
4. Sunah Hammiyah

Cita-cita nabi yang belum terlaksana. Dalam hal ini adalah puasa pada tanggal 9 Muharram.
Jadi seluruh amalan yang kita perbuat dengan atas nama ibadah, tapi tidak diiringi dengan perintah dari Al-Qur’an dan As-sunah adalah perbuatan yang sia-sia belaka dan bisa jadi tertolak hal ini sesuai sabda Nabi Muhammad SAW: Barang siapa melakuakan amalan yang tidak ada perintah dariku, maka amalnya tertolak.

Kedua, niat yang benar. Niat yang benar juga akan brimbas pada amalan yang akan dan telah kita perbuat. Niat tidak hanya secara lisan, tetapi juga harus diiringi dengan ketetapan hati. Sebagaimana sabda Nabi: Segala sesuatu tergantung pada niatnya. Ini berarti, kita tidak boleh menyalahgunakan arti dari niat.

Ketiga, agar seluruh amalan kita diterima harus diiringi dengan keikhlasan. Ikhlas berarti kita nelakukan amalan semata-mata karena Allah tanpa ada embel-embel apapun. Ikhlas sendiri tidak selamanya berarti sebuah kerelaan hati untuk menjalankan perintah Allah tanpa adanya tendensi. Kadangkala, sebuah keihlasan juga harus diiringi dengan paksaan. Hal ini juga sering kiata alami. Contohnya saja, saat adzan sholat subuh berkumandang, dengan sedikit memaksakan diri kita rela pergi kemasjid untuk sholat berjama’ah. Karena konteks kikhlasan disini dibenturkan pada konteks kewajiban.

Agar ibadah kita senantiasa berada dalam koridor Isalm yang benar, tentunya kita harus sering-sering belajar dan mengkaji hukum-hukum Islam yang ada. Hanya dengan itulah kita akan selalu terjaga dari tindakan yang keliru.
BIJI
21.19 | Author: CORPS BRIBU
Aku tidak menyangka bahwa aku akan dilahirkan didunia ini. Aku juga tidak mengira bahwa aku menjadi aku yang sekarang ini. Padahal aku tidak pernah meminta dilahirkan disini dan dilahirkan seperti ini. Semua ini membuatku bingung. Terkadang terbersit sebuah keinginan untuk kembali seperti aku yang dulu. Namun, aku sendiri tidak pernah tahu siapa sebenarnya aku sebelum yang sekarang ini. Aku pun tidak tahu asalku dari mana. Bahkan kadang aku berfikir bahwa aku ini sebelumnya memeng tidak pernah ada. Tapi aku mencoba untuk menerima apa yang aku alami ini. Walaupun terkadang rasa ini membuat dadaku sesak dan ingin meledak.

Langit biru seolah-olah memayungi sebuah dataran hijau yang tak berbatas tepinya. Dari timur, barat, selatan, dan utara yang terlihat hanyalah karpet rumput berwarna hijau tua. Riuh riuk burung selalu mengisi kesunyian dengan suara merdunya membuat area menjadi gembira. Namun, bagiku itu hanyalah nada suram penuh ejekan yang dilontarkan untukku. Di tempat inilah aku pertama kali dilahirkan. Di padang savana inilah aku diadakan untuk menjalani sebuah kehidupan. Dan aku terlahir menjadi biji. Dengan sosokku yang sekarang aku harus menjalankan misi kehidupan. Sebuah misi yang berat. Karena aku sendiri tidak pernah tau, aku ini adalah biji apa.

Aku mulai mencoba memahami fenomena yang ada disavana. Sebuah pohon besar dengan batang kokoh menjualng ke langit. Akar-akarnya merambat jauh dan mencengkeram tanah dengan kuat. Dia begitu gagah dan proporsional. Tiba-tiba terbersit dalam lamunku untuk menjadi dan tumbuh seperti dia. Betapa bangganya aku kalau bisa tumbuh seperti dia. Aku bisa saja menantang langit kalau tubuhku sebesar dan sekokokoh itu. Tidak ada yang perlu aku takutkan dan aku cemaskan dalam hidup ini.

Ah, andai saja aku….. belum selesai aku berandai-andai, tiba-tiba dari arah selatan muncul angin topan yang menggulung-gulung disertai kilatan petir di atasnya. Sesuatu hal yang belum pernah aku lihat sebelumnya. Topan itu semakin mendekat dan semakin dekat. Mengoyak dan menyapu habis semua yang dilaluinya. Sedikit-demi sedikit, topan itu brgerak mendekati pohon besar. Pohon besar itu terlihat tidak berdaya manakala topan menghempaskannya ke langit dengan akar yang sudah tercerabut. Akar-akar yang begitu kuat, batang pohon yang begitu kokoh tidak mampu melawan amukan topan yang menggila. Topanpun berlalu. Yang tersisa kini hanyalah onggokan kayu besar tanpa nyawa. Sebuah onggokan kayu yang mati tercabik-cabik dan luluh lantak. Aku sungguh tidak bisa membayangkan, bahwa sepuluh menit yang lalu dia adalah sebuah pohon kuat dan besar. Apa yang ada di hadapanku sekarang membuatku tidak percaya.

Perhatianku pun mulai beralih. Sekarang aku memalingkan pandanganku kearah sekawanan rumput liar. Sungguh luar biasa yang dapat aku lihat. Tak sedikitpun dia cidera. Tak sedikitpun dia terkoyak. Tak sedikitpun dia tercabi-cabik dan tercerabut dari akarnya. Dia masih utuh dan sempurna seperti sedia kala. Padahal area inipun tadinya juga terkena amukan topan. Sungguh luar biasa gumamku. Akhirnya, keinginanku untuk menjadi pohon besarpun tiba-tiba musnah dan berubah haluan menjadi keinginan untuk tumbuh seperti rumput liar. Dalam fikiranku, dengan tubuh seperi rumput liar akan membuatku lepas dari mara bahaya. Ternyata aku salah. Baru saja, satu koloni yang terdiri dari ribuan bison telah menyambangi savana ini dan melahap semua rumput yang ada.

Akupun menjadi ketakutan setengah mati. Aku tidak tahu akan memilih jalan hidup seperti apa. Aku terus termenung. Berpacu dengan cepatnya perjalanan waktu. Akhirnya, aku menemukan jalan hidupku. Aku sekarang sudah menjatuhkan pilihanku. Dan aku memilih untuk terus menjadi biji. Aku tidak tahu, keputusanku ini benar atau salah. Aku tidak pernah mencari persetujuan dan pembenaran atas semua keputusanku kepada siapapun. Dalam batinku, dengan cara seperti inilah aku akan selalu terhindar dari bahaya yang mengancam setiap waktu.

Ternyata keputusanku ini salah ketika ayam hutan mendekat dan memakanku. Akhirnya aku baru tersadar ketika tubuhku sudah berada pada jepitan paruh ayam yang kuat. Aku baru sadar bahwa setaiap keputusan dalam hidup selalu mengandung adanya resiko. Entah besar atau kecil. Namun, kesadaranku sudah terlambat. Aku sudah diambang kematian, tanpa aku bisa merasakan nikmatnya sebuah kehidupan..
BELAJAR DARI KUPU-KUPU
21.15 | Author: CORPS BRIBU
Pagi itu, udara masih terasa dingin dan menusuk sampai kesumsum. Kabut tebal juga masih menutupi hampir sebagian pelosok desa Rawa Badak. Tak ada lagi sejengkal bagian desa yang luput dari serbuan kabut. Tadi malam hujan turun dengan deras disertai dengan angin dan sesekali kilatan petir yang menyambar. Sisa-sisa hujan lebat tadi malam masih bisa dirasakan dengan jelas. Air masih setia berkumpul dikubangan jalan rusak yang telah termakan zaman. Entah beberapa lama jalan desa ini tidak disentuh lagi oleh aspal. Tapi jelas, sia-sisa aspal usang masih menghiasi dibeberapa bagian jalan. Kini jalan desa tidak ubahnya seperti susunan bongkahan batu yang tertata rapi.

Di ujung jalan tiba-tiba muncul seorang pemuda dari balik kabut yang mulai menipis. Pemuda yang berperawakan kerempeng dan berkulit gelap. Namanya parno. Dia sedang menyusuri setiap sisi jalan yang ada di desanya. Tidak jelas ia mau berbuat apa. Namun, langkah cepat parno tiba-tiba terhenti tepat didepan pohon sonokeling. Kepompong kupu-kupulah yang membuat langkahnya terhenti.

Dia mengamati dengan jelas kupu-kupu yang hampir keluar dari kepompong. Hanpir semua tenaganya diperas untuk berkonsentrasi didepan kepompong. Tidak sedetikpun ia memalingkan pandangannya dari kepompong. Tiba-tiba lubang kecil mulai tampak dari sudut kepompong. Ia duduk berjam-jam menyaksikan perjuangn kupu-kupu keluar dari kepompongnya. Kupu-kupu terlihat berhenti dan tidak berdaya lagi Saat sebagian tubuhnya sudah mulai keluar dari kepompong. Parno merasa iba melihat perjuangan kupu-kupu.

Dia mempunyai inisiasi untuk membantu kupu-kupu. Diambillah sebilah gunting dari saku celananya. Dengan gunting itulah parno membantu kupu-kupu keluar dari kepompongnya. Kupu-kupu itupun keluar dengan gampangnya. Namun, parno terperanjat karena kupu-kupunya bertubuh besar dengan sayap kecil dan lunglai. Dengan setia, ia menunggu menyaksikan kupu-kupu dengan harapan bahwa suatu saat sayapnya akan tumbuh menjadi besar dan kaut sehingga bisa menopang tubuhnya waktu ia terbang diantara pepohonan. Harapan hanya tinggal harapan. Nyatanya kuku-kupu tadi sayapnya masih saja kecil dan lunglai. Dia menghabiskan sisa hidupnya dengan cara merayap diantara batang pohon tanpa bisa merasakan terbang untuk selamanya.

Apa yang dilakuakan parno dengan segala kebaikannya untuk membantu kupu-kupu keluar dari kepompong ternyata telah menjadi bumerang bagi kupu-kupu tersebut. Dengan bantuan parno justru membuat kupu-kupu tadi tidak bisa terbang untuk selamanya. Ternyata perjuangan kupu-kupu untuk keluar dari lubang kecil di kepompongnya adalah cara untuk memeras cairan dari dalam tubuhnya untuk kemudian disalurkan untuk menguatkan bagian sayap.

Terkadang untuk mencapai sebuah kesempurnaan dan kebahagiaan hidup, kita mutlak untuk berjuang. Berjuang untuk menundukan semua masalah yang merundung diri kita. Justru dengan banyak berjuang akan membuat kita menjadi kuat dan lebih matang. Tidak ada seorangpun yang hidup didunia ini tanpa membawa masalah. Karena hidup adalah kunpulan-kumpulan masalah yang harus kita pecahkan. Kalau kita tidak ingin mendapatkan masalah, maka kita tidak usah hidup. Marilah kita bersama-sama berjuang menghadapi masalah dengan ihlas, sehingga kita mampu untuk terbang seperti kupu-kupu.
PLURALISME vs PLURALISTIK
21.10 | Author: CORPS BRIBU
Pada hari selasa disebuah kampus universitas negeri di Kota malang, saya melihat sebuah orasi dari salah seorang mahasiswa. Sebetulnya saya tidak begitu mengindahkan orasi dari mahasiswa tersebut. Namun, hati saya menjadi terketuk untuk menyimak orasi tersebut manakala orator tadi meluncurkan sebuah kata dari bibirnya. Bahkan saya bisa mendengar dengan jelas, ia berulang kali menyebutnya. Kata “pluralisme”. Kata itulah yang sering ia sebut. Tiba-tiba saja bulu kuduk ini berdiri semua dengan diiringi sebuah rasa ketakutan yang cukup besar setelah mendengar kata pluralisme.

Ketika mahasiswa tadi menyebutkan bahwa pluralisme harus dipertahankan ditengah-tengah kehidupan kampus, maka sebenarnya ia tidak tahu tentang makna filosofi kata yang ia keluarkan dari bibirnya. Sesungguhnya antara kata pluralitas dan pluralisme memiliki sebuah muatan makna yang jauh berbeda. Bahkan saya bisa mengilustrasikannya sebagai sebuah kutub utara dan kutub selatan. Sama-sama kutubya, tetapi terletak saling berjauhan. Kutub utara terletak diblahan bumi sebelah utara, sedangkan kutub selatan terletak dibelahan bumi sebelah selatan.

Pluralisme adalah sebuah istilah khusus yang bersinggungan dengan ranah agama dan menjadi bagian dari kajian agama. Kita tidak boleh menafsirkan kata pluralisme dengan sembarangan. Secara terminologi, kata plural berarti menunjukkan arti jamak. Ketika kata plural diberi embel-embel “isme”, maka ia akan berubah menjadi sebuah paham yang memiliki arti jauh berbeda dengan istilah kata sebelumnya (plural). Kalau ditinjau dari segi etimologi, kata pluralisme memiliki arti sebagai sebuah paham yang menganggap semua agama yang ada dibumi ini adalah benar dan memiliki kedudukan yang sama.

Adian Husaini, dalam bukunya yang berjudul Pluralisme Agama, dengan tegas menjelaskan secara ilmiah, bahwa Pluralisme adalah Parasit bagi Agama-agama. Ketika kita berbicara pluralisme, maka sesungguhnya ia menjadi ancaman bagi kesucian setiap agama, bukan terbatas kepada Islam belaka.

Menurut Wido Q Supraha, Pluralisme agama berkembang pesat dalam masyarakat Kristen – Barat disebabkan setidaknya oleh 3 (tiga) hal, yaitu (1) trauma sejarah kekuasaan Gereja di Zaman Pertengahan dan konflik Katolik – Protestan, (2) Problema teologi Kristen, dan (3) Problema Teks Bibel. Dari sini sungguh sangat jelas bahwa Pluralisme lahir akibat dari rasa kekecewaan dan rasa kurang percaya dari pemeluk agama kristen di Barat terhadap para pendeta dan pihak gereja. Karena pada waktu itu pihak gereja banyak melakukan kesalahan dan kekerasan terhadap masyarakat. Sikap arogan yang ditunjukkan oleh pihak gereja pada waktu itu melahirkan sebuah traumatik terhadap masyarakat kristen Barat atas kebenaran suatau agama tertentu. Sayangnya problem yang menerpa umat kristen Barat justru diadopsi begitu saja oleh sebagian umat islam sebagai sebuah paham dan pemikiran yang perlu diterapkan dan dikembangkan di lingkungan kaum muslim.

Mereka beranggapan bahwa dengan meniru cara berfikir dan cara pandang orang barat akan membuat islam jauh lebih maju. Termasuk dalam hal cara pandang orang-orang pluralis terhadap agama-agama lain. Hal seperti inilah yang justru akan mengkaburkan makna islam itu sendiri.

Seperti yang saya tuliskan di atas, bahwa pluralisme memiliki arti berbeda dengan pluralitas. Pluralitas lebih melihat pada fakta bahwa bangsa ini adalah plural (jamak) yang terdiri atas suku-suku bangsa dan ras. Hal ini merupakan sebuah sunnatullah yang tidak bisa kita tolak keberadaannya. Mengenai pluralistik, Islam jauh-jauh hari telah mempraktikkan arti sebuah pluralistik. Fakta sejarah telah menunjukkan bahwa Islam telah menjalankan makna dari pluralistik.

Sebagai contoh adalah zaman imperium Islam. Pada waktu itu imperium Islam membolehkan agama non Islam untuk tinggal dan menetap dalam kekuasaan teritorial Islam. Bahkan mereka mendapat perlakuan yang sama dengan umat Islam yang lain. Baik dari segi kesejahteraan, keadilan, dan keamanan. Semuanya dijamin oleh imperium Islam yang berkuasa pada waktu itu. Robert N. Bellah, dalam Beyond Belief, bahkan menyebutkan terlalu modern untuk ukuran zamannya, menjadi umat yang satu (ummah wāhidah) sebagaimana diundangkan Rasulullah saw. dalam teks ”Piagam Madinah”.

Saya pikir dari penjelasan tulisan ini, tidak ada alasan lagi bagi kita (umat muslim) untuk tidak memberantas paham “pluralisme” yang sedang didengung-dengungkan oleh kaum orientalis. Selamat berjuang.
HIDUP VS MATI
20.49 | Author: CORPS BRIBU
Jarang sekali orang yang mau menulis ulasan tentang kematian. Kematian seolah-olah menjadi momok yang menakutkan. Kematian seolah-olah menjadi sesuatu yang paranoid untuk dibahas. Sehingga banyak orang yang sengaja menghilangkan kata-kata kematian di dunia ini. Kalau diamati sekarang ini, kata kematian seperti menghilang dan lenyap dari bumi. Kata kematian sudah ditelan oleh hiruk pikuk jaman.

Berbicara tentang kata mati ataupun kematian, maka harus juga berbicara masalah hidup atau kehidupan. Karena bukan tidak mungkin ada kata mati tanpa ada kata hidup. Untuk melalui fase kematian, mahluk hidup harus melalui fase kehidupan terlebih dahulu. Saya pikir anda juga setuju kan????. Pernah suatu ketika saya membaca bukunya Nietzsche.

Nietzsche merupakan seorang filosof dari Jerman. Beberapa pemikirannya banyak dianggap radikal oleh beberapa kalangan. Saya pikir, memang itu benar adanya. Tetapi yang perlu saya tegaskan bahwa Nietzsche begitu penuh keoptimisan dan ketegasan dalam memahami, memaknai, dan menghadapi kehidupan. Dia mengajarkan teori “manusia unggul”. Dalam teori ini, Nietzsche melontarkan pemikiran bahwa, untuk meraih manusia yang unggul seseorang harus memiliki tiga hal. Yakni, kekuatan, kecerdasan, dan kebanggaan. Tanpa ketiga unsur itu menurut Nietzsche, manusia akan termarginalkan dalam kerasnya persaingan hidup.

Pemikiran Nietzsche, sungguh jauh berbeda dengan apa yang dikemukakan oleh Mussasi, dia berkata bahwa, kekuatan dan kecerdasan bukanlah segala-galanya untuk meraih sebuah kemenangan.

Sayangnya dengan pemikiran tentang manusia unggul, Nietzsche secara radikal juga mematikan eksistensi dari Tuhan. Menurutnya Tuhanlah yang menyebabkan manusia menjadi lemah. Manusia akan terus terbelenggu dan tidak memperoleh kemerdekaan, selama manusia tidak mematikan eksistensi Tuhan dalam diri setiap manusia.

Dalam Aldus Sprach Zarathustra, Nietzsche berkata “aku ajarkan kepadamu manusia unggul. Dahulu dosa yang terbesar adalah dosa melawan Tuhan, tetapi Tuhan sudah mati, dan bersama dia matilah pula mereka yang berdosa”. Dengan mematikan eksistensi Tuhan, Nietzsche berharap, bahwa manusia akan menjalani dan menghadapi hidup dengan bebas tanpa rasa takut adanya beban dosa. Manusia harus berani dalam mengadapi setiap pergulatan dalam hidup. Tanpa diiringi dengan mental pemberani dalam mengarungi kehidupan, manusia akan tergilas oleh roda jaman yang tidak pernah memandang bulu. Dalam dogmanya, Nietzsche ingin mengajarkan kepada manusia untuk berani menghadapi hidup meski penderitaan akan selalu menghadang setiap langkah. Karena setiap penderitaan yang kita kecap akan menghantarkan pada sebuah sisi kenikmatan.

Tampaknya Nietzsche juga memandang sama antara kehidupan dan kematian. Jika kehidupan harus dihadapi dengan penuh keberanian, maka kematianpun harus di hadapi dengan keberanian pula. Nietzsche berkata “kematianku kupujikan, maut yang bebas dan datang padaku oleh karena aku menghendakinya. Bebas untuk mati dan bebas dalam maut, mampu berkata ‘tidak’ dengan ikhlas bilamana saat untuk berkata ‘ya’ telah lewat…”.

Nietzsche, dalam statmenya ingin mengatakan bahwa kematian tidak perlu dikakutkan. Karena jika tiba waktunya maka kematian tidak akan bisa kita tolak. Seperti halnya kita tidak bisa menolak kehidupan yang kita rasakan sekarang. Oleh karena itu kematian harus di hadapi dengan penuh keberanian dan keihlasan.

Sekarang, yang seharusnya menjadi bahan renungan adalah, sudahkah kita menyiapkan perbekalan yang cukup untuk dibawa mati. Karena sudah jelas bahwa akan ada kehidupan setelah kematian. Sebuah kehidupan yang jauh berbeda dengan kehidupan sekarang. Sebuah kehidupan yang keberhasilannya ditentukan oleh kehidupan sekarang. Pertanyaan yang timbul adalah, sudahkah kita mengumpulkan perbekalan yang cukup banyak?????. Jikalau saja itu belum kita lakukan, marilah kita bersama-sama mulai mengumpulkan perbekalan untuk menghadapi kematian. Bukan tidak mungkin maut sekarang sedang mengintip dan mengendap-endap untuk menangkap dan menerkam kita. Hidup merupakan sebuah kepastian yag tidak pasti, sedangkan kematian merupakan kepastian yang pasti adanya.
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK
18.37 | Author: CORPS BRIBU
TEORI BELAJAR BEHAVIOURISTIK

1. Albert Bandura (1925- )
A. Teori
Albert Bandura sangat terkenal dengan Teori Pembelajaran Sosial ( Social Learning Theory) yaitu sikap, tabiat dan tingkah laku individu itu ditiru dan dipelajari daripada interaksinya dengan masyarakat atau orang lain. Apabila orang itu menganggap suatu sikap atau tabiatnya tidak disukai, maka dia memilih sama dan mau meneruskannya atau justru mengubah sikap dan tabiatnya itu. Individu meneruskan atau mengubah sikap dan tabiatnya karena adanya faktor-faktor pengukuh yang mempengaruhi perilakunya. Menurut teori bandura ada dua jenis faktor pengukuh. Yang pertama adalah faktor di luar diri individu yaitu perkara-perkara yang dialami secara langsung akibat perlakuannya seperti pujian atau kutukan yang dialaminya setelah melakukan suatu perbuatan. Melalui pujian atau kutukan tersebut, individu belajar apa yang disebut sebagai peratiran-peraturan masyarakat. Faktor pengukuh yang kedua adalah faktor yang datang dari sistem yang ada di dalam diri individu itu sendiri, seperti konsep diri dan estim diri. Dalam estim diri individu terbagi menjadi dua yaitu estim diri yang banyak memperkukuh sikap dan tabiatnya sendiri disebut estim tinggi. Sedangkan estim rendah yaitu individu tidak banyak memperkukuh sikap dan tabuatnya sendiri. Kedua estim dalam diri tersebut sangat mempengaruhi sikap dan tabiat serta perilaku individu.
B. Aplikasi dalam pembelajaran
· Guru perlu menerapkan beberapa strategi untuk mempengaruhi pemikiran dan perilaku siswa. Dan sebagai pembimbing atau konselor, guru dapat menggunakan berbagai pendekatan baik secara individu maupun kelompok.
· Dalam pembelajaran guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sehingga dapat mendorong siswa untuk berkembang sesuai dengan bakat dan minatnya. Karena siswa merupakan salah satu siswa yang sikap, tabiat dan perilakunya terbentuk dengan melihat dan mengamati orang lain yang ada di sekitarnya. Guru beserta seluruh warga sekolah merupakan salah satu model yang dapat ditiru oleh siswa.
· Selama pembelajaran berlangsung, guru memberikan pujian pada siswa yang unggul dan berprestasi. Sebaliknya guru memberikan hukuman pada siswa yang berbuat menyimpang.

2. Burhuss Frederic Skinner (1904-1990)
A. Teori
Skinner dalam teori Operant Conditioning/ Teori Pelaziman Operan mengatakan bahwa perkembangan kepribadian seseorang atau perilaku yang adalah sebagai akibat dari respon terhadap adanya kejadian eksternal. Atau tingkah laku seseorang merupakan reaksi terhadap stimulus tertentu.
Bagi Skinner konsep utama pelaziman operan terbagi menjadi dua yaitu penguatan (reinforcement) dan denda (punishment). Penguatan terdiri dari dua macam yaitu penguatan positif dengan cara memberikan reward/imbalan dan penguatan negatif yang memungkinkan individu mengulangi tingkah laku yang dapat menjauhi dan mengurangi keadaan negatif.
Untuk membuktikan teorinya, Skinner mengadakan penelitian pengondisian operan pada seekor tikus. Tikus dimasukkan ke dalam sebuah kotak yang sudah dipersiapkan secara khusus. Tikus bergerak kesana-kemari, dan secara kebetulan menginjak alat penekan (operant conditioning) yang diikuti adanya makanan. Setiap kali tikus menginjak alat penekan, disusul dengan keluarnya makanan(stimulus tak terkondisi), akhirnya gerakan tikus itu (trial and error) makin terarah pada alat penekan. Tingkah laku tikus menekan disebut tingkah laku operan, dari tidak ada menjadi tersedia makanan. Makanan merupakan imbalan (reward) bagi tingkah laku menekan alat. Pada percobaan berikutnya Skinner hanya akan memberikan makanan jika lampu sudah menyala. Kalau lampu tidak menyala, meskipun alat ditekan makanan tidak keluar. Kondisi yang demikian dilakukan berulang-ulang sehingga akhirnya tikus hanya akan menekan alat apabila lampu menyala (stimulus terkondisi).
Berasaskan pelaziman operan, Skinner (1951) mengembangkan teknik pembentukan (shaping) untuk melatih hewan menguasai tingkah laku kompleks yang juga relevan kepada tingkah laku manusia. Teknik pembentukan terlibat dengan menguatkan organisme setiap kali ia bertindak ke arah yang diingini sehingga ia menguasai/belajar gerak balas berkenaan dan tidak meguatkan gerak balas itu lagi. Adapun jadwal penguatan (schedule of reinforcement) yang diberikan oleh Skinner meliputi penguatan berterusan, yaitu setiap kali gerak balas dihasilkan, organisme menerima penguatan, dan penguatan berkala yaitu penguatan yang diberikan menurut kekerapan waktu tetentu.
B. Aplikasi dalam pembelajaran
· Gaya mengajar guru dilakukan dengan beberapa pengantar dari guru secara searah dan dikontrol guru melalui pengulangan dan latihan-latihan.
· Guru memberikan penguatan berupa reward/imbalan pada siswa yang memberikan gerak balas stimulus sesuai dengan keaktifannya.

3. Erward Lee Thorndik (1874-1949)
A. Teori
Thorndike dengan teoro S-Rnya mengatakan bahwa belajar merupakan perstiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi antara peristiwa-peristiwa yang disebut Stimulus (S) dengan Respon (R). dengan kata lain bahwa dasar proses belajar adalah asosiasi. Sedangkan suatu stimulus akan menimbulkan suatu respon tertentu. Dalam hal ini thorndike menggunakan kucing dan puzzle box dalam eksperimennya.
Dalam proses belajar, organisme (manusia-binatang) dalam situasi yang mengandung masalah yaitu individu akan melakukan trial and error. Adapun proses belajar yang mengikuti prinsip trial and error, antara lain the law of effect (hukum efek), the law of exercise (hukum latihan) dan the law of readiness (hukum kesiapan).
Kemudian Thorndike menjelaskan bahwa sesuatu yang dipelajari terdahulu akan mempengaruhi sesuatu yang dipelajari kemudian (transfer of training). Jika antara yang dipelajari terdahulu dengan yang dipelajari kemudian terdapat perbedaan sehingga sulit untuk mempelajarinya, maka terjadi transfer negatif. Sebaliknya jika terjadi persamaan sehinga memudahkan untuk mempelajarinya, maka terjadi transfer positif.
B. Aplikasi dalam pembelajaran
· Untuk mendapatkan respons yang baik dari siswa, guru harus memberikan stimulus agar siswa tertarik di dalam mengikuti proses belajar mengajar.
· Agar proses belajar mengajar tercipta dengan baik dan optimal, guru menggunakan prinsip trial and error yaitu suasana yang menyenangkan (hukum efek), latihan yang berulang-ulang (hukum latihan) dan membuat siswa siap dalam menerima pelajaran (hukum kesiapan).

4. Ivan Petrovich Pavlov (1849-1936)
A. Teori
Classical Conditioning/teori Pelaziman klasik menyatakan bahwa individu dapat dikendalikan melalui cara mengganti stimulus alami dengan stimulus yang tepat untuk mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan, sementara individu tidak menyadari bahwa ia dikendalikan oleh stimulus yang berasal dari luar dirinya. Dalam hal ini , Pavlov menggunakan seekor anjing pada eksperimennya yang mana dengan adanya rangsang akan menghasilkan gerak balas.

B. Aplikasi dalam pembelajaran
· Guru perlu memberikan motivasi pada siswa dan memberikan beberapa latihan, pembiasaan atau pengalaman yang menarik dengan melibatkan siswa dalam proses pembelajaran.
00.31 | Author: CORPS BRIBU
MODUL PEMBELAJARAN IPA / SD / III / 2 / F / 4
(Bagian)

BAGIAN II : PETUNJUK KEGIATAN PEBELAJAR
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Unit Pembelajaran : F. Cara memelihara dan melestarikan alam
Topik Pembelajaran : F.4 Cara manusia dalam memelihara dan melestarikan alam di lingkungan sekitar
Kelas/Semester : III/2
Alokasi Waktu : 4 JP (4 x 35 menit)

Oleh :
Nuri Kurniawati
107151453258
B / 2007




UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
KEPENDIDIKAN SEKOLAH DASAR DAN PRA-SEKOLAH
PRODI PGSD
Malang, 2008

BAGIAN II : PETUNJUK KEGIATAN PEBELAJAR
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Unit Pembelajaran : F. Cara memelihara dan melestarikan alam
Topik Pembelajaran : F.4 Cara manusia dalam memelihara dan melestarikan alam di lingkungan sekitar
Kelas/Semester : III/2
Alokasi Waktu : 4 JP (4 x 35 menit)

A. Petunjuk Umum
Anak-anak yang akan menggunakan modul ini, perlu kalian ketahui bahwa modul ini merupakan modul pembelajaran bagian. Modul ini berisi salah satu bagian/materi dari mata pelajaran IPA yaitu tentang cara manusia dalam memelihara dan melestarikan alam di lingkungan sekitar. Sehingga apabila anak-anak akan belajar tentang topik tersebut dapat menggunakan modul ini.
Topik pembelajaran dalam modul ini dapat memudahkan kalian dalam mengidentifikasi cara manusia dalam memelihara dan melestarikan alam di lingkungan sekitar. Topik pembelajaran tentang cara manusia dalam memelihara dan melestarikan alam di lingkungan sekitar ini berkaitan dengan topik kenampakan permukaan bumi, cuaca dan pengaruhnya bagi manusia yang sudah kalian pelajari sebelumnya. Agar anak-anak bisa memahami topik ini maka kalian harus membaca buku dan mengkaji isinya serta mengamati lingkungan sekitar.

B. Petunjuk Khusus
1. Tujuan Pembelajaran
Anak-anak, setelah memahami bagian pembelajaran ini diharapkan kalian mampu:
a. Menjelaskan pengertian dan menyebutkan 3 contoh sumber daya alam yang dapat diperbaharuhi dan sumber daya alam yang tida dapat diperbaharuhi setelah membaca buku dan mengamati lingkungan sekitar.
b. Menjelaskan manfaat sumber daya alam setelah membaca buku dan mengamati lingkungan sekitar.
c. Menyebutkan 3 nama benda, bahan dan asal sumber bahan setelah membaca buku dan mengamati lingkungan sekitar.
d. Menjelaskan cara manusia memperoleh bahan dari alam setelah membaca buku dan mengamati lingkungan sekitar.
e. Menemutunjukan gambar lingkungan yang baik dan lingkungan yang rusak setelah membaca buku dan mengamati lingkungan sekitar.
f. Menyebutkan 3 cara manusia dalam memelihara dan melestarikan alam serta 3 perilaku yang merusak lingkungan setelah membaca buku dan mengamati lingkungan sekitar.
g. Menjelaskan perlunya manusia memelihara dan melestarikan alam di lingkungan sekitar setelah membaca buku dan mengamati lingkungan sekitar.

2. Isi dan kegiatan pembelajaran
Anak-anak, bagian ini berisi tentang ringkasan isi pembelajaran dan kegiatan yang harus kalian lakukan.
Anak-anak bacalah teks berikut dengan teliti!
Cara Memelihara Dan Melestarikan Alam
Kebutuhan hidup kita sebagian besar disediakan oleh alam. Bahan-bahan alam yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia disebut sumber daya alam. Sumber daya alam itu meliputi tumbuhan, hewan, bahan tambang. Tumbuhan dan hewan dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan pakaian, sedangkan bahan tambang dapat dimanfaatkan untuk pehiasan. Sumber daya alam tersebut diperoleh manusia dengan cara bertani, beternak, dan menambang. Jika kita megambilnya secara terus-menerus lama-kelamaan akan habis. Hal ini dapat disikapi dengan mengelolanya agar sumber daya alam dapat terus dimanfaatkan.
Sumber daya alam dapat dibedakan menjadi 2 yaitu sumber daya alam yang dapat diperbaharuhi dan tidak dapat diperbaharuhi. Sumber daya alam yang dapat diperbaharuhi adalah sumber daya alam yang apabila habis bisa diperbaiki lagi, misalnya tumbuhan, hewan, air. Sedangkan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharuhi adalah sumber daya alam yang apabila habis tidak dapat dapat diperbaiki lagi, misalnya batu bara, emas, minyak bumi.. Oleh karena itu manusia harus bisa memelihara dan melestarikan sumber daya alam tersebut dengan cara menanami tanah yang gundul dengan tanaman hijau,tidak membuang sampah di sungai, dan melindungi dan menjaga kehidupan hewan di hutan. Manusia juga harus menghindari perilaku yang merusak lingkungan, misalnya menebang pohon secara liar, menangkap ikan dengan bahan peledak dan membuang sampah di sungai. Jadi manusia perlu memelihara dan melestarikan alam di lingkungan sekitar agar tidak mengakibatkan terganggunya kehidupan makhluk hidup di sekitarnya.
Setelah kalian membaca teks tentang memelihara dan melestarikan lingkungan tersebut, dan agar kalian lebih memahami dan mengerti materi tentang cara manusia dalam memelihara dan melestarikan lingkungan,maka kalian ikutilah kegiatan-kegiatan di bawah ini:
a. Bacalah buku paket IPA kelas III semester 2, karangan:
· Sri Lestari dkk halaman 115-122
· Haryanto halaman 182-188
Kalian sudah melakukan pembelajaran tentang cara manusia dalam memelihara dan melestarikan alam di lingkungan sekitar kemudian lakukanlah pengamatan lingkungan sekitar tentang sumber daya alam yang ada dan cara manusia memelihara dan melestarikannya.
b. Amati benda-benda di sekitarmu! Buatlah daftar nama benda, bahan, dan asal sumbernya pada tabel di bawah ini!

No.
Nama Benda
Bahan
Asal Sumber Bahan
1.
2.
3.
4.
5.
Meja
Kayu jati
Hutan

c. - Amati gambar-gambar berikut!
- Berikan tanda V untuk perilaku benar dan tanda X untuk perilaku salah.
- Tuliskan pula dampak dari perilaku tersebut!
- Buatlah kesimpulan pengaruh hal-hal yang menyebabkan lingkungan menjadi baik atau rusak.
Penebangan hutan secara liar akan menyebabkan :
................................
Membuang sampah di sungai akan menyebabkan:
................................
Berburu hewan langka secara liar akan menyebabkan :
................................
Pengerukan pasir secara besar-besaran akan menyebabkan :
.................................
Penghijauan di pinggir jalan akan menyebabkan :
................................
Membersihkan sampah yang berserakan akan menyebabkan :
...............................

d. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!
1) Apa yang dimaksud dengan sumber daya alam yang dapat diperbaharuhi dan sumber daya alam yang tida dapat diperbaharuhi?
2) Sebutkan 3 contoh sumber daya alam yang dapat diperbaharuhi dan sumber daya alam yang tida dapat diperbaharuhi!
3) Jelaskan manfaat sumber daya alam!
4) Sebutkan 3 nama benda, bahan dan asal sumber bahan!
5) Jelaskan cara manusia memperoleh bahan dari alam!
6) Sebutkan 3 cara manusia dalam memelihara dan melestarikan alam!
7) Sebutkan 3 perilaku yang merusak lingkungan!
8) Jelaskan perlunya manusia memelihara dan melestarikan alam di lingkungan sekitar!













MODUL PEMBELAJARAN
00.24 | Author: CORPS BRIBU
BAGIAN 1 PETUNJUK PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Matematika
Unit Pembelajaran : D. Konsep keliling dan
luas bangun datar sederhana dalam
pemecahan masalah
Topik Pembelajaran : 1. Luas dan keliling segitiga
dan jajargenjang
Kelas/Semester : IV/1
Alokasi Waktu : 7 Jam permingguPetunjuk Umum
Bapak ibu guru, pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar memerlukan alat yang dapat menyampaikan materi pelajaran dengan tepat. Salah satu alat yang dapat dipakai dalam menyampaikan materi adalah modul pembelajaran. Adapun posisi modul pembelajaran yang sedang bapak ibu baca saat ini adalah sebagai modul pembelajaran bagian karena modul ini hanya memuat satu bagian tertentu yaitu tentang eliling dan luas jajargenjang dan segitiga.
Dengan mempelajari keliling dan luas jajargenjang dan segitiga maka siswa diharapkan dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan masalah yang berkaitan dengan keliling dan luas jajargenjang dan segitiga.

B. Petunjuk Khusus
Tujuan pembelajaran khusus dari penyusunan modul ini adalah agar siswa mampu:
1. Menemukan keliling segitiga setelah di jelaskan dan ditunjukkan cara menemukan keliling segitiga.
2. Menentukan keliling segitiga dengan menggunakan rumus keliling segitiga.
3. Menemukan rumus luas segitiga setelah dijelaskan dan ditunjukkan cara menemukan rumus luas segitiga.
4. Menemukan luas segitiga dengan menggunakan rumus luas segitiga
5. Menemukan keliling jajar genjang setelah dijelaskan dan ditunjukkan cara menemukan keliling jajargenjang.
6. Menentukan keliling jajar genjang dengan menggunakan rumus keliling, jajar genjang.
7. Menemukan rumus luas jajar genjang setelah dijelaskan dan ditunjukkan cara menemukan luas jajar genjang.
8. Menentukan luas jajar genjang dengan menggunakan rumus luas jajar genjang.
Pokok-pokok isi pembelajaran dalam modul ini adalah:
1. Keliling segitiga.
2. Keliling segitiga.
3. Rumus luas segitiga.
4. luas segitiga.
5. Keliling jajargenjang.
6. Keliling jajargenjang.
7. Rumus luas jajargenjang.
8. Rumus luas jajargenjang.
Kegiatan pembelajaran yang dapat bapak/ibu lakukan dalam rangka menunjang kelancaran kegiatan pembelajaran adalah:
1. Membimbing siswa untuk menemukan keliling segitiga.
2. Membimbing siswa rumus keliling segitiga.
3. Membimbing siswa menemukan luas segitiga.
4. Membimbing siswa menggunakan rumus luas segitiga.
5. Membimbing siswa menemukan keliling jajargenjang.
6. Membimbing siswa menggunakan rumus keliling jajargenjang.
7. Membimbing siswa menemukan luas jajargenjang.
8. Membimbing siswa menggunakan rumus luas jajargenjang.
Dalam modul pembelajaran ini juga disediakan kegiatan yang harus dilakukan oleh pebelajar, yaitu:
1. Menemukan keliling segitiga.
2. Menggunakan rumus keliling segitiga.
3. Menemukan luas segitiga.
4. Menggunakan rumus luas segitiga.
5. Menemukan keliling jajargenjang.
6. Menggunakan rumus keliling jajargenjang.
7. Menemukan luas jajargenjang.
8. Menggunakan rumus luas jajargenjang.
Guna menunjang kegiatan pembelajaran di atas maka bahan dan media yang dapat bapak ibu siapkan adalah:
1. Kertas berpetak.
2. Gunting
3. Tali
Sedangkan sumber belajar yang dapat dipergunakan sebagai kelengkapan dan kelancaran pembelajaran adalah:
Akhsin, Nur, dkk. Matematika Kelas 4 Sekolah Dasar. Klaten : Cempaka Putih. Hal 159.

Tim Bina Karya Guru. 2007. Terampil Berhitung Matematika untuk SD Kelas IV. Jakarta : Erlangga. Hal 115 – 116.

Mansuri, Drs. 2005. Matematika. Surabaya : Duta Graha. Hal 84 – 85

Yuniarto. 2007. Cerdas Matematika. Bogor: CV Regina. Hal 117 – 118.

C. Penilaian
Dalam rangka mengetahui sejauhmana siswa memahami materi yang dipelajari, maka bapak ibu perlu melakukan penilaian. Prosedur tes yang digunakan adalah tes proses dan tes akhir. Sedangkan alat tes yang digunakan dalam kegiatan ini adalah LKS, soal, kunci jawaban.





CURRICULUME VIATE
21.13 | Author: CORPS BRIBU
CURRICULUME VIATE
OF CORPS BRIBU


· AHMAD SYAMSURI
Cowok yang satu ini, lahir di pucuk gunung di daerah pedalaman kabupaten Pacitan pada tanggal 11 April 1984, sebagai anak terahir dari dua bersaudara. Dia memiliki julukan pendekar psikoanalisis, karena hobinya yang kerap menganalisis perilaku seseorang. Walaupun terkadang terkaannya lebih banyak melesetnya daripada cocoknya. Namun orang yang satu ini selalu happing fun dalam menghadapi setiap masalah. Selain itu, dia juga memiliki hobby melukis. Sampai saat ini sudah banyak lukisan terlahir dari kepiawaiannya dalam menggoreskan kuas di atas kanvas. Semboyan hidupnya adalah “jika kita tidak bisa berbahagia di tampat kita berada saat ini, maka kitapun tidak akan bisa berbahagia di tempat yang lain”.

· FAJAR WAHYU WIDODO

Orang ini, begitu berbeda dengan dengan anggota-anggota CORPS BRIBU yang lainnya. Perbedaan yang pertama dari segi geografis. Dia berasal dari daerah Jawa Tengah, tepatnya di kota Rembang. Yang kedua, dari segi tampang dan dari segi intelegensi. Cowok cakep kelahiran Rembang, 13 April 1986 ini memiliki tampang dan intelegensi di atas rata-rata, jika dibandingkan dengan teman-teman seperjuangnnya. Sebenarnya masih banyak lagi kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh cowok yang sering dipanggil fajar ini. Seandainya dijelentrehkan semuanya, saya rasa cukuplah untuk dibuat novel. Dia memiliki hobby jalan-jalan dan memelihara hewan. Semboyan yang selalu melekat dalam sanubarinya adalah “ katakanlah yang benar walaupun pahit rasanya” dan “kebahagiaan hidup bukan karena kamu berbahagia, namun, karena kamu orang menjadi bahagia.

· MASFU’AD
Masfu’ad lahir di kota onde-onde Mojokerto pada tanggal 27 April 1986. Nama asli sebenarnya adalah Fuad Hasan. Namun, karena zaman kecilnya sering dipanggil “mas Fuad” oleh adik-adiknya, jadilah terlanjur sampai sekarang dia dipanggil masfuad. Hobby cowok ini banyak banget, yakni keluyuran, ngopi, cangkruk, dan maen musik. Dan yang tak kalah penting, adalah hobinya yang sering nolak cewek-cewek. Busssseeetttt… dah

· M. CHABIB D.W
Mahluk tuhan paling cakep (kalo dilihat dari sedotan) ini, terlahir dengan beberapa kelebiahan. Diantaranya adalah dibidang perkulitan. Dia memiliki kelebihan pigmen diantara teman-temannya. Selain itu, dia juga banyak digandrungi kaum hawa. Terhitung sudah ada tiga cewek yang rela mati demi dia. Cewek yang pertama pernah ngomong “ bib, tolong jangan dekati aku lagi, kalau kamu berani deketin akau, maka aku akan bunuh diri”. Cewek yang kedua “ kenapa sih kamu selalu ganggu aku terus???? aku bisa mati bib, kalau kamu seperti ini. Kita kan dah putus lama banget…..!!!!!!”. dan cewek yang ketiga kasusnya juga tidak jauh berbeda dengan cewek pertama dan kedua. 13 Januari 1987 adalah hari jadinya. Hobinya adalah main game dan cari cewek, tapi saat ini belum kunjung dapat juga. Dia perlu diruwat kali ya??????. Bagi cewek-cewek yang memiliki belas kasihan dengan teman saya ini, bisa menghubungi No. 08564235510.

· RUDY PRAKOSO
Dia lahir di Surabaya, 28 Januari 1984. Sekarang Ia menetap di kota seribu santri, kota Jombang. Waktu di kampus, dia menyandang sebutan sebagai penyebar janda. Hobbinya yang sering berburu cewek dan meninggalkannya begitu saja itulah yang kemudian membentuk stigma seperti itu. Tapi saya salut dengan keteguhan yang dimiliki olehnya.

· WANDIK
Teman saya pernah berseloroh, “Gresik kota santri yang bernuansa maksiat”. Tapi itu Cuma guyon aja. Di kota inilah anak ini lahir, pada 22 Oktober 1986. dia memiliki julukan “sendiko dawuh”. Itulah julukan yang disematkan padanya. Hobbinya selain ngaji, adalah godain cewek cantik.

TAK HANYA LIMA HURUF
21.09 | Author: CORPS BRIBU
Oleh: Fajar Wahyu Widodo*

Cinta selalu indah dan menyenangkan dalam nyanyian, dalam puisi, dalam film, dan dalam roman. Karena sang penulis lagu, penyair, sutradra, dan novelis memandang cinta dari jauh, dengan jarak psikologis untuk memilih sudut kenangan yang paling romantis dan personal demi mengabadikan rasa rindu. Mereka menempatkan cinta pada posisi ideal seperti cara kita memandang pahlawan yang tidak pernah berdosa.

Hal ini sangat berbeda ketika kita mau terjun bebas, masuk, dan merasakan secara langsung bagaimana sebenarnya rasa cinta itu. Seperti pepatah Jepang “Apabila kita ingin tahu apa itu air, maka cara yang paling bijak adalah menceburkan diri kedalam air”. Sehingga kita bisa merasakan secara langsung segarnya, dinginnya, sejuknya, atau bahkan merasakan rasanya tenggelam dalam air.

Acapkali kita menemukan interpretasi berbeda tentang cinta. Memang, kalau berbicara tentang cinta itu gampang. Segampang makan kacang goreng. Namun, apabila memaknainya bisa dikatakan susah-susah gampang. Lebih banyak susahnya dari pada gampangnya. Hal itu disebabkan, pengalaman cinta satu orang dengan yang lainnya jauh berbeda. Mereka juga menghadapi fakta cinta yang berbeda. Sehingga akan timbul perbedaan paradigma cinta dalam setiap personal yang menhadapi dan merasakan secara langsung apa itu cinta. Jadi pengalaman cinta tersebut, kadang tidak bisa diterapkan oleh satu orang kepada yang lainnya.

Dengan adanya perbedaan pengalaman cinta, maka bermacam-macam interpretasi atas cinta akan lahir. Ada kalanya cinta dimaknai sebagai sesuatu yang menyenangkan, karena personalnya menemukan sebuah kesenagan ketika melakoni cinta, ada kalanya juga cinta ditafsirkan sebagai sesuatu yang menyakitkan, karena personalnya justru meraskan rasa sakit ketika melakoni cinta. Ada juga yang mengatakan cinta itu buta, cinta itu menyengsarakan, cinta itu memilukan, dan masih banyak lagi jutaan penafsiran atas dasar cinta. Hal itu sah-sah saja. Sejalan dengan itu, Fauz Noor mengatakan bahwa “Cinta itu tidak pernah mencari sebab di luar dirinya sendiri, aku cinta karena aku cinta, aku cinta agar aku dapat cinta”. Fauz Noor ingin mengemukakan bahwa, setiap definisi cinta yang terlontar, lahir dari pengalaman personal setiap orang yang merasakan secara langsung rasa cinta

Masih sangat jelas dan terpatri dalam benak ini tentang dongeng cinta dari kawan saya. Dulu kawan saya pernah bercerita mengenai asal muasal tentang cinta. Kawan saya bertutur bahwa jaman dulu kala Plato menyatakan bahwa dalam kodrat manusia ada suatau kekuatan yang amat besar dan menakutkan. Kodrat itu berbentuk bulat, bertangan empat, berkaki empat, bermuka dua, berkelamin dua, dan berleher satu. Mahluk itu mempanyai kekuatan maha dahsyat, sehingga meresahkan para pemangku kekuasaan. Mereka takut eksistensi sebagai penguasa akan goyah akibat munculnya mahluk itu. Akhirnya Zeus sebagai raja mempunyai cara licik untuk tidak membunuhnya. Zeus membelah mahluk itu menjadi dua bagian, sehingga kekuatannyapun terbagi jadi dua. Apolloa kemudian diperintah oleh Zeus untuk menyembuhkan bekas luka sayatan di tubuh mahluk itu. Sejak saat itulah kedua mahluk itu terpisah dan memiliki rasa kerinduan yang dalam untuk bersatu kembali. Kerinduan ini yang kemudian terejawantahkan dalam hasrat laki-laki dan wanita untuk bersatu atas dasar cinta.

Agaknya hal inilah yang melatarbeklakangi munculnya medan magnet antara laki-laki dan wanita. Medan magnet yang saling tarik menaraik bagaikan ada sebuah kerinduan yang mendalam untuk saling bersatu, saling berbagi, dan saling mengisi. Dari cerita tersebut juga terlahir pernyataan-pernyataan tentang cinta. Pernyataan-pernyataan tersebut, dimanifestasikan ke dalam bentuk lagu, roman, cerpen, film, dan novel. Entah sudah berapa ribuan, bahkan jutaan maha karya yang terlahir dari kata cinta dan atas nama cinta. Sebuah kata yang tidak akan pernah habis dieksplor dan tidak akan pernah lekang oleh jaman.

Kata cinta sendiri dalam Bahasa Indonesia memiliki makna luas dan tak berbatas. Kata cinta di Indonesia digunakan untuk menunjukkan hubungan, baik cinta keluarga, cinta sahabat, cinta lawan jenis, dan cinta Tuhan. Tidak adanya sekatan dan pembagian kata cinta inilah ang disinyalir memunculkan ketimpangan dalam memahami cinta. Banyak orang yang sulit mebedakan antara cinta sahabat dan cinta lawan jenis, sehingga akan melahirkan sebuah konflik apabila cintanya tidak berbalas. Sebenaranya penafsiran cinta tidak hanya dimonopoli oleh karya sastra saja. Beberapa karya terlahir dari tangan-tangan filosof. Salah satunya adalah “Teori Cinta” karya Plato.

Teori Cinta Plato
Seperti penjelasan saya dalam tulisan sebelumnya, pada dasarnya kata cinta di Indonesia dimaknai sebagai penunjukan hubungan yang sangat luas. Baik hubungan cinta keluarga, cinta lawan jenis cinta sahabat, dan cinta Tuhan. Hal ini sunguh sangat berbeda dengan ungkapan Plato. Plato memiliki istilah tersendiri untuk menunjukan perbedaan istilah cinta. Istilah cinta yang dikemukakan oleh Plato dalam Syimposium adalah Philia dan Eros.

Philia atau yang juga disebut sebagai cinta familiar ini merupakan jenis cinta yang menunjukkan hubungan rasa kasih sayang antara anak dengan ibu dan ayah dalam keluarga serta hubungan kasih sayang antara sahabat atau kawan. Pada jenis cinta ini tidak memiliki muatan seksual atau hasrat sksual. Cinta ini ditujukan untuk meluapkan rasa kasih sayang yang mendalam tetapi tidak diiringi dengan luapan lobido. Pada tataran jenis cinta ini, peluapan rasa kasih sayang ditujukan untuk saling melengkapi, melindungi, dan saling mengasihi. Selain peluapan rasa kasih sayang yang tidak disertai libido, cinta ini juga tidak memandang jenis kelamin dan SARA (Suku Agama dan Ras).

Eros atau yang juga disebut sebagai cinta erotis merupakan jenis cinta yang menunjukan hubungan rasa kasih sayang antara lawan jenis (antara laki-laki dan wanita). Jenis cinta ini memiliki muatan seksual yang kuat. Pengungkapan hubungan rasa kasih sayang dalam eros memiliki potensi libido yang tinggi. Biasanya perwujudan dari eros dapat dilihat dari hasrat laki-laki dan wanita bermadu kasih dalam ikatan pacaran atau pernikahan.

Saya pikir pembagian jenis cinta oleh Plato dengan menggunakan istilah philia dan eros masih ada kekurangan. Pembagian jenis cinta oleh Plato masih dalam tataran cinta antarsesama manusia yang bersifat bumi. Agaknya Plato lupa bahwa masih ada istilah cinta antara langit dan bumi. Istilah ini saya namakan sebagai cinta Tuhan. Jenis cinta ini merupakan perwujudan rasa kasih sayang manusia kepada Tuhan yang telah memberikan berjuta kenikmatan kepada manusia. Bermacam kenikmatan yang tidak akan bisa dihitung dengan angka-angka yang pernah terlahir di dunia ini. Inilah sebuah cinta yang seharusnya memiliki skala prioritas tertinggi diantara jenis cinta yang lainnya.

Cinta Sejati atau Cinta Tendensi?
Tentunnya kita sering mendengar istilah cinta sejati, baik itu berasal dari lirik lagu, ucapan aktor dan aktris dalam film, dan tulisan penulis dalam roman dan novel. Tapi apakah cinta sejati itu benar-benar ada? Atau hanya sekedar seonggok tulisan tanpa makna dan hanya isapan jempol belaka? Cinta sejati hanya akan menjadi sebuah cerita dan angan-angan belaka bagi orang yang selalu mengalami kegagalan cinta dan fenomena cinta tak berbalas. Namun “cinta sejati” akan muncul ketika berhasil merengkuh dan menyatukan hasrat cinta terhadap lawan jenis ke dalam altar suci cinta. Tapi apakah benar yang timbul itu benar-benar “cinta sejati”? ataukah cinta yang dibumbui dengan tendensi-tendensi terselubung?.

Cinta sejati merupakan sebuah luapan rasa kasih sayang seseorang terhadap orang lain tanpa menginginkan adanya balas jasa. Cinta sejati adalah memberi tanpa harus menerima. Cinta sejati adalah membuat orang menjadi bahagia. Cinta sejati adalah karena hadirnya kita orang menjadi bahagia. Dan masih banyak lagi interpretasi terhadap makna cinta sejati. Tapi yang jelas, dalam cinta sejati ada sebuah muatan kejujuran dan ketulusan dalam memberi ungkapan kasih sayang kepada orang lain tanpa berharap adanya balas budi.

Kalau saja fenoma cinta sejati ditelusuri dan dianalisis secara mendalam, maka akan terlihat bibit-bibit tendensi yang bersemayam dalam tubuh cinta sejati. Bagaimana tidak, pada dasarnya dalam jiwa setiap manusia ada sebuah rasa pengakuan dan penghargaan dari orang lain atas apa yang telah diperbuat. Baik itu pengakuan dan penghargaan yang bersifat material maupun yang bersifat psikologis. Contohnya saja perilaku pacaran pada pasangan muda-mudi. Dalam menguraikan rasa cintanya, pihak laki-laki meluapkan rasa kasih sayang kepada pihak perempuan dengan harapan pihak perempuan memberikan respek dan tanggapan balik. Adanya harapan dari pihak laki-laki inilah yang melunturka makna cinta sejati dan akan melahirkan cinta tendensi. Harapan dari pihak laki-laki untuk mendapatkan balasan merupakan sebuah rasa ingin diakui dan dihargai eksistensinya sebagai laki-laki. Pun dengan kasus seseorang yang merasa bahagia jika dia memberikan ungkapan kasih sayang kepada lawan jenisnya, walaupun ungkapannya tidak berbalas. Cinta seperti ini, juga masih memendam unsur-unsur tendensi. Unsur tendensi di sini dapat terlihat darikata “bahagia”. Bahagia merupakan sebuah ungkapan emosi yang menyatakan kesenangan. Ini berarti bahwa pada kasus ini, ada tendensi untuk meraih kebahagiaan dan kesenangan walaupun cintanya tidak berbalas. Karena setiap kebahagiaan tidak hanya terengkuh karena keberhasilan dari sebuah keinginan.

Saat ini, permasalahan bukan terletak pada bagaimana menginterpretasikan sebuah kata yang hanya terdiri dari lima huruf (cinta). Melainkan memahami dan memaknai kehidupan ini dengan cinta. Kata kawan saya, cinta itu adalah kebijaksanaan. Jika kita berlaku bijaksana kepada siapa saja dalam menghadapi hidup, berarti kita telah membuka diri kita terhadap cinta. Cinta adalah dorongan ketika berhenti, sepatah kata ketika diam, petunjuk jalan ketika tersesat, senyuman sabar ketika berduka, dan lagu gembira ketika merasa bahagia.
DIBALIK POKERMU
20.02 | Author: CORPS BRIBU
Oleh. Fajar Wahyu Widodo*

Tahu tidak, hari ini saya lagi boring.mau makan tapi tidak ada rasa lapar yang menyerang seperti biasanya. Mau tidur tapi tidak nagantuk. Saya jadi bingung sendiri dengan kondisi yang saya alami. Saya lagi pusing berat. Padahal tadi malam saya baru tidur jam 12 malam. Bukannya apa-apa, tapi tadi malam itu, ada teman yang ngajak saya main poker. Tapi tetap saya yang jadi pemenangnya. Itulah kenapa kalau saya di kos-kosan sering dipanggil si raja poker (Good Of Poker). Sampai saat ini dan detik ini belum ada yang bisa menandingi kedigdayaan saya dalam bidang perpokeran.
Tapi yang jelas, dalam tulisan ini saya tidak akan berbincang masalah kemampuan eksistensi saya dalam bidang perpokeran yang sudah tersohor di seantero gang tempat saya bermukim. Selama ini, poker bagi saya bukanlah segala-galanya dan juga bukan menjadi tujuan utama dalam hidup. Poker hanyalah jadi selingan diantara ruetnya sejuta masalah yang merundung anak kos-kosan. Selingan yang tidak terlalu penting. Namun, poker akan menjadi sesuatu hal yang penting dan menghasilkan manfaat, jika diselipkan sedikit diskusi di dalamnya. Nampaknya hal itu sering kami lakukan bersama dengan teman-teman geng saya. Biasanya kami berbincang dengan topik berfariasi, yakni masalah agama, politik, filsafat, sampai masalah cinta. Namun masalah yang kami bahas tadi malam agaknya berbeda dengan tema bahasan kami selama ini.
Tema kehidupan. Tema inilah yang tiba-tiba muncul di permukaan awal diskusi kami. Awalnya teman saya melontarkan sebuah permasalahan dalam hidupnya. Permasalahan yang selama ini membuat tegang seluruh urat saraf otaknya. Saya faham betul kenapa teman saya sampai sebegitu bingungnya dengan permasalahannya. Teman saya yang satu ini memang unik dinandingkan dengan teman yang lainnya. Dia tidak akan berhenti berfikir dan mencari jawaban dari setiap masalah dalam kehidupannya. Permasalahannya menurut saya sepele saja. Namun karena teman saya ini selalu terbiasa dengan gaya berfikir mendalam, jadi dia lupa pada pola berfikir permukaan (sederhana). Mungkin dia lupa bahwa tidak semua persoalan dapat diselesaikan dengan cara berfikir mendalamnya. Ada kalanya sebuah masalah justru bisa diselesaikan denagan cara berfikir sedethana. Tentunya kita masih ingat dengan cerita peletakan hajar aswad ke tembok kakbah. Bukankanh permasalahan ini adalah permasalahan yang bagi suku kuraish. Masalah yang sempat membuat adu jotos. Tetapi masalah ini justru dapat diselesaikan dengan mudah oleh seorang pemuda bernama Muhammad dengan cara berfiir sederhana.
Bukankah ada pepatah “gajah di pelupuk mata tidak terlihat, tapi kuman diseberang kelihatan”. Gajah dan kuman di sini saya posisikan sebuah alternatif solusi dari sebuah permasalahan. Sayangnya teman saya sudah terbiasa untuk mengambil kuman tadi dari pada gajah yang ada di dekatnya sebagai alternatif solusi dari permasalahannya. Padahal ketika tenman saya ingin mengambil kuman sebagai alternatif solulisi permasalahannya, maka dia harus puluhan kilo meter untuk meraihnya.
Saya pikir (firus) cara berfikir seperti ini telah merambah sebagian besar kaum intelektualitas kita. Tak terkecuali intelektual yang duduk di jajaran birokrasi bangsa ini. Mereka sering melihat jauh keluar untuk menyelesaikan masalah-masalah di negeri ini. Padahal masalah-masalah yang ada di Indonesia jauh berbeda dengan masalah negara lain. Indonesia memiliki keunikan tersendiri bila dibandingkan dengan bangsa-bangsa yang lainya. Dengan pola seperti inilah lahir kebijakan-kebijakan yang tidak relevan, berpijak, dan tidak berpihak pada kemaslahatan rakyat. Sekarang kita ambil contoh dalam bidang pendidikan. Selama ini, kebijakan-kebijakan pendidikan di Indonesia lebih merujuk pada pemikir-pemikir dari luar. Khususnya bangsa barat. Seperti aliran Nativisme, Empirisme, natiralisme, konfergensi, kognitifisme, behaviorime, konstruktifisme, dll. Selain itu kita kita juga sering mengambil teori-teori dari John Lock, Imanuel khan, Plato, Sokrates, Hegel, Aristoteles, dll.
Padahal belum tentu aliran dan pemikiran mereka bisa diterima oleh bangsa ini. Pasalnya, kebiasaan dan kebudayaan barat sangat jauh berbeda dengan sosio kultural bangsa indonesia. Apa jadinya kalau sebuah sistem atau pemikiran yang tidak relevan kemudian dikonfrontasikan dengan sebuah tatanan nilai luhur yang sudah berakar di indonesia?. Bukan tidak mungkin akan terjadi Sistem Of Chaos. Sudah saatnya kita berani untuk membuah sebuah Counter Coultur. Membuat arus perlawanan.
Selama ini memang sering banyak terjadi benturan konsep kelokalan dan konsep keglobalan. Para penganut konsep keglobalan menginkrarkan”budaya dunia adalah warisan kami”. Sejak itulah warisan budaya lokal menjadi sebuah tradisi kecil dan termarjinalkan dalam pendidikan Indonesia. Pendidikan merupakan potret telanjang dari bangsanya. Pengetahuan lokal yang berakar pada nilai-nilai kebudayaan tentang fakta lokal seharusnya menjadi trendsetter dengan mengangkat pengalaman-pengalaman otentik lokal. Inilah yang seharusnya diangkat oleh pemerintah, kemudian dijadikan sebagai sebuah pijakan dalam menentukan kebijakan.
Berpijak pada penggolongan intelektual Edward Silhs, apakah pemikir-pemikir yang berkecimpung dalam dunia pendidikan kita tergolong intelektual produktif, reproduktif, dan konsumtif?. Intelektual produktif merupakan intelektual otentik yang membangun pemikirannya sendiri atas fakta zamannya, yang belum ditemukan oleh intelektual manapun. Intelektual reproduktif adalah intelektual yang melahirkan teori-teori dari pemikiran kaum intelektual produktif. Sedangkan intelehtual konsumtif adalah intelektual pemakai dari intelektula produktif maupun reproduktif. Eksistensialisme pendidikan Indonesia seharusnya berorientasi pada paradoks produktif. Kalaupun itu tidak bisa, reprodutifpun jga tidak apa-apa. Aslakan dengan mempertimabangkan ke Indonesia an kita. Posmodern Amerika dan Eropa, seharusnya berbeda denga posmodernisme Indonesia. Kareana historis (fakta sejarah) lokalnya jauh berbeda. Hal yang paling berbahaya adalah ketika kaum konsumtif berada di sistem pendidikan Indonesia yang akan melahap pemikiran global secara leterlek tanpa adanya kritik.
Bukankah presiden pertama kita Ir. Soekarno pernah berkata JASMERAH jangan sampai melupakan sejarah. Karena sejarah sendiri merupakan fakta masa lalu kita. Ini berarti untuk menjadi bangsa besar, tangguh, dan memiliki survivle, kita wajib untuk tidak melupakan sejarah negara kita sendiri. Apakah kita lupa dengan Ki Hajar Dewantara dengan sistem among dan taman siswanya. Apakah kita sudah lupa pada Kuncoraningrat, Agus Salim, Ahmad Dahlan, Hasyim Asyari, dll. Padahal mereka telah bersusah payah melahirkan pemikiran dan teori yang berasakan pada kearifan budaya lokal demi kemajuan bangsa Indonesia. Namun kita sebagai generasi penerusnya, justru menelantarkan dan membuang jauh pemikiran-pemikiran mereka. Justru ketika kita mmau mengambil dan merujuk pada teori-teori bangsa sendiri, akan menghasilakn dinamisasi pendidikan. Karena teori-teori sendiri merujuk langsung pada tatanan nilai dan sosiokultur kita sebagai bangsa Indonesia. Sudah sepantasnya kita mendengungkan pendidikan yang berbasis kearifan budaya lokal.
ANTARA KELINCI, JERAPAH, DAN CINTA
19.32 | Author: CORPS BRIBU

Saat membaca judul dari tulisan ini, tentunya ada seribu. Bahkan jutaan pertanyaan yang terselip dalam benak anda. Apa hubungannya kelinci, jerapah, dan cinta? Kalaupun ada, dimanakah saya bisa menemukan hubungannya? Apakah saya perlu mencari kelinci dan jerapah, kemudian berdialog dengan mereka seputar cinta?. Saya yakin, di dalam benak anda sekarang sedang berusaha, atau bahkan memaksakan interpretasi untuk mengkorelasikan hubungan (afair) antara kelinci, jerapah, dan cinta. Wajar saja jika hal itu pada diri anda. Anda kan seorang pemikir sejati. Bahkan hal-hal yang sekiranya tidak perlu anda pikirkan pun anda pikirkan. Memang anda ini kurang kerjaan. Tapi bagi saya pribadi, berfikir itu penting. Sangking pentingnya, dalam Usul Fiqih, ada sebuah kaidah yang menyatakanAttafkir qoblal amalberfikir sebelum bertindak. Sejalan dengan itu, Sokrates juga pernah berkoarAku berfikir maka aku ada”.
Dengan berfikir kita bisa menunjukan eksistensi kita sebagai khalifah di muka bumi. Menurut sokrates, untuk menunjukkan eksistensi sebagai manusia yang bercipta, karsa, dan karya, fikiran dapat dimanifestasikan dalam bentuk karya berupa tindakan verbal maupun nonverbal. Bahkan adanya tindakan kejahatanpun berasal dari sebuah manifestasi sebuah pemikiran (menyimpang). Berarti, kalau pada saat itu Sokrates tidak berfikir, maka bukan tidak mungkin sokrates tidak akan ada di dunia yang fana ini (sok puitis) he...... Saya pribadi setuju dengan statmen yang dilontarkan eyang Sokrates. Manusia tanpa adanya sebuah proses berfikir berarti sama saja dengan sebuah jasad tanpa nyawa alias mati. Sejatinya hidup ini adalah untuk berfikir agar bisa suvive dan bisa meminimalisir segala macam masalah yang berbenturan dalam hidup. Kalau anda sekarang masih menyempatkan diri untuk berfikir, atau setidaknya melamun lah, berarti ada tanda-tanda kehidupan masih bersemayam dalam jasad anda. Selamat anda masih hidup!!!!!.
Lho...kok jadi cerita masalah fikiran sih???? Pasti gara-gara anda nich....!!!
Kembali pada substansi permasalahan. Jika anda ingin mencari hubungan kelinci, jerapah, dan cinta, tidak perlu repot-repot plesir ke kebun binatang segala. Belum tentu ketika sampai di kebun binatang anda dapat berjumpa dengan jerapah dan berdialog dengannya. Pasalnya, hampir semua kebun binatang yang terdapat di seantero penjuru Indonesia keadannya memprihatinkan. Bahkan menurut kabar dari berbagai media masa, menuturkan bahwa, banyak koleksi binatang yang telah mangkat. Saya jadi miris. Untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan, anda cukup membaca dan memahami esai ini. Saya jamin, anda akan mendapatkan jawabannya. Kalupun anda belum paham juga, segera hubungi dokter terdekat. He...he....he......
Jadi ceritanya seperti ini. Pada suatu hari, di sebuah padang savana nan jauh disana, hiduplah seekor kelinci putih, lucu, dan imoet (kayak aq gitu...). Saat itu, situasi dan kondisi padang savana sedang memprihatinkan. Hali ini dipicu karena tidak adanya hujan yang membasahi setiap helai daun dari tumbuhan. Kondisi seperti inilah yang menyebabkan kelinci bingung bukan kepalang. Hampir hampir di setiap sudut savana tidak ada lagi rumput yang enggan untuk tumbuh. Semua rumput kering kerontang memudarkan zat klorofilnya. Sehingga tak laik makan lagi. Dalam kondisi seperti inilah kemudian sang kelinci bermunajad pada Ilahi, Tuhan semesta alam, sang penguasa jagad raya. Kelinci menengadahkan kedua tangannya menjulang keatas langit. “Tuhan, kenapa hidup hamba seperti ini. Hamba merasa selama ini kesulitan selalu bersandar dan brduyun-duyun menghampiri hamba. Coba bayangkan Tuhan keadaan hamba sekarang, untuk mendapatkan sesuap rumptpun, hamba perlu mencari seharia. Tak jarang pula hamba butuk wakti satu hari, dua hari, bahkan tiga hari untuk mendapatkannya. Apakah ini ujian, cobaan atau laknat dariMU. Hamba sadar selama ini hamba selalu terlena dan seringkali lupa untuk bersyukur kepadaMU. Tapi, mulai sekarang hamba akan berjanji akan menancapkan rasa syukur atas nikmatMU kedalam hati hamba. Tuhan kabulkanlah permintaan hambaMU.... amin.... .
Kelinci berharap Tuhan akan mengabulkan doanya dan memberikan rumput yang diinginkannya. Kelinci menunggu dan terus menunggu sambil memegangi perut yang semakit melilit. Penungguan kelinci terus berlanjut. Satu jam, dua jam, dan ahirnya tiga jam telah berlalu. Namun permintaan kelinci tidak kunjung tiba juga. Si kelinci tiba-tiba merasa dongkol kepada Tuhan yang tidak mengabulkan doaannya. Setelah menunggu selama empat jam, datanglah seekor jerapah. Rasa kesal dan marah pun tiba-tiba menyeruak begitu saja jauh di dalam palung hati kelinci. Kenapa yang datang justru jerapah jelek ini? Kata kelinci. Sang jerapahpun menghampiri kelinci dan berujarapa yang engkau lakukan disini sobat kecil?”. “aku lapar dan sedang menunggu pertolongan dari tuhan”. “peretolongan apa yang sedang engkau tunggu?”. “aku menunggu kiriman rumput, aku sudah tidak makan selama dua hari”. Melihat kondisi kelinci yang mengenaskan, jerapah menawarkan bantuan kepadanya. Jerapah meminta kelinci untuk naik ke atas kepalanya. Kelinci diajak menelusuri padang savana oleh jerapah. Tiba-tiba langkah jerapah dihentikan oleh pohon besar. Jerapah menyuruh kelinci untuk memakan daun-daun yang ada pada dahan pohon. Namun kelinci urung untuk memakan daun dari pohon. Dalam hati kelinci berujaraku ingin makan rumput..!!!!. setelah beberapa penawaran dari jerapah ditolak oleh kelinci, jerapah menurunkan kelinci keatas tanah. Jerapah berlalu meninggalkan kelinci tanpa sepatah kata. Sedangkan kelinci masih dalam kelaparannya. Tamat....!!!!.
Lho.... kok tamat????. Katanya mau ngasih tahu hubungan kelinci, jerapah dan cinta???. Sabar dulu atuh.... yang tamat kan ceritanya. Namun pembahasan akan tetap terus berlanjut. Jadi begini (sok serius), setelah saya melihat, mengingat , dan menimbang, maka saya memutuskan bahwa cerita di atas hanya gambaran dan analogi belaka. Sekarang yang akan kita bahas adalh esensi nilai dari cerita tersebut.
Saudara-saudara yang saya hormati, seringkali kita salah kaprah dalam melakukan pemaknaan terhadap kata cinta. Kesalahan dalam interpretasi terhadap makna cinta, akan brbuntut pada salah tafsir terhadap unsur-unsur yang bernaung dibawah ranah cinta, baik itu secara eksplisit maupun implisit. Salah satu unsur cinta yang akan saya bahas adalah unsur jodoh. Sadr atau tidak sadar, selama ini kbanyak orang salah tafsir terhadap makna konsep jodoh.
Memang benar, ketika masih dalam kandunagan, ada tiga takdir yang dilekatkan pada kita bersamaan dengan ditiupkan nyawa dalam jasad janin. Takdir rizki, kematian, dan jodoh. Konsep jodoh sendiri diejawantahkan oleh Tuhan, melalui salah satu firmannyatelah aku ciptakan kalian secara berpasang-pasangankurang lebih seperti itulah firmanNYA. Firman ini bukan berarti dalam mencari jodoh, manusia bukan hanya berpangku tangan saja. Dengan apologi bahwasannya, setiap manusia sudah ada jodohnya, sehingga tinggal duduk manis dirumah saja. pemikiran seperti ini akan berkontradiksi dengan fiman Tuhan yang lainnyaAku tidak akan merubah nasib suatu kaum, sebelum mereka mau merubah nasibnya sendir”. Dari sisni jelaslah, bahwa untuk mendapatkan sesuatu, manusia harus berusaha dan berbuat sesuai dengan kadar kemampuannya masing-masing. Sama saja dengan jodoh. Saya pikir jodoh itu harus dicari dan dikejar. Jodoh itu ibarat bola. Untuk mencetak sebuah gool, bola harus dijemput terlebih dahulu kemudian baru kita arahkan untuk ditendang ke arah gawang. Hal ini sama saja dalam jodoh. Untuk mendapatkan jododoh, kita harusmenjemputnya”.
Hidup ini tidak sertamerta 100% dimonopoli oleh Tuhan semata. Namun kita juga memiliki andil dan ranah yang kita kuasai untuk menentukan lakon hidup kita. Pun denga jodoh. Kembali pada cerita di atas, saya memposisikan kita dalam lakon kelinci putih. Seperti kejadian yang dialami oleh kelinci. Kitapun sering mengalaminya, sadr atau tidak sadar tentunya. Kadang ketidak sadaran itulah yang membawa kita kearah persepsi keliru. Terkadang dalam doa, kita selalu berharap dipertemukan jodoh dengan spesifikasi yang mulk-muluk dan super perfeksionis. Sehingga kita menjadi gelap mata dan selalu mempersalahkan Tuhan. Kenapa Tuhan tidah mengabulkan doa saya?. Sebenarnya Tuhan selalu menjawab doa kita. Namun seringkali harapan dan keinginan kita selalu membuat buta mata kita. Kita sering tidak sadar, bahwa Tuhan telah menawarkan banyak alternatif jodoh pada kita. Namun kita juga sering tidak melihat alternatif penawaran tersebut. Alternatif yang sebenarnya justru lebih baik dari harapan dan keinginan kita. Memamng logika bumi, itu jauh berbeda dengan logika langit. Dan yang paling penting, Tuhan tidak pernah salah pilih. Buka mata anda, dan lihatlah Tuhan telah mengirimkan jodoh kita melalui jerapah yang diselipkan pada oarang-orang di dekat kita. Bisa teman kampus, teman main, atau bahkan rival.